Rabu, 06 Januari 2016

Makalah berpikir kritis Khusus Fisika



MAKALAH
ASSESSMENT OF CRITICAL THINKING


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Penilaian Autentik yang dibimbing oleh Bapak Dr. Sentot Kusairi, M.Si


Oleh:
Kelompok 5/ Kelas C
1.      Irma Rahmawati/ 150321806278
2.      John Rafafy Batlolona/ 150321806313





logo-UM




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

                        NOVEMBER 2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada suatu permasalahan, pilihan, kesimpulan, dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan harus didasarkan pada pemikiran atau pertimbangan tertentu agar keputusan yang diambil tidak merugikan diri-sendiri maupun orang lain.  Oleh karena itu, diperlukan suatu keterampilan proses berpikir dalam menyelesaikan masalah, salah satunya adalah berpikir kritis (critical thinking).
Berpikir kritis merupakan keterampilan yang diperlukan oleh setiap orang  di abad 21 (Mukminan, 2014). Abad ke 21 merupakan era kemajuan teknologi dan informasi yang telah mengakibatkan semakin meleburnya dimensi “ruang dan waktu” sehingga informasi mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Kemudahan akses tersebut mengakibatkan kuantitas informasi yang diterima semakin besar. Kuantitas informasi yang besar tersebut harus berkolerasi positif dengan  kemampuan filterisasi informasi. Filterisasi informasi dilakukan dengan berpikir kritis melalui proses bernalar, membuat penilaian, dan kesimpulan mengenai informasi yang diterima (Willingham, 2007).
Terlebih lagi di akhir tahun 2015 akan diberlakukan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara (Almasyhari, 2015). Oleh karena itu, kondisi masyarakat Indonesia saat ini dengan jumlah penduduk terbesar di Asean akan menjadi sasaran konsumen bagi negara-negara yang lebih produktif. Situasi semacam ini menuntut masyarakat untuk berpikir kritis terhadap informasi-informasi maupun produk-produk yang masuk Indonesia agar sikap konsumtif ini tidak selalu merugikan bagi masyarakat Indonesia.
Kemampuan berpikir kritis berlaku universal yaitu diperlukan dalam semua bidang. Kemampuan ini harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari agar seseorang terbiasa untuk berpikir kritis sehingga dapat memecahkan masalah dengan solusi yang tepat. Aspek dan metode pengukuran kemampuan berpikir kritis akan dijelaskan dalam makalah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan critical thinking?
2.      Apa saja indikator pengukuran critical thinking?
3.      Bagaimana metode dan contoh instrumen pengukuran critical thinking?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui definisi critical thinking.
2.      Mengetahui indikator pengukuran critical thinking.
3.      Mengetahui metode dan contoh instrumen pengukuran critical thinking.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Critical Thinking
Berpikir kritis (critical thinking) merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/ HOTS). Keterampilan ini diasosiasikan dengan tiga level teratas taksonomi Bloom. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa taksonomi Bloom ditujukan untuk pengkategorian tujuan pembelajaran, sedangkan HOTS seperti halnya berpikir kritis merupakan skala proses yang lebih luas yang merefleksikan perilaku manusia (Cimer, dkk, 2013).
            Ratusan tahun lalu orang-orang telah berpikir tentang ‘critical thinking’ dan telah melakukan penelitian tentang cara untuk mengajarkannya. Sebelumnya Socrates telah menggunakan pendekatan ‘critical thinking’ dalam pembelajaran. Akan tetapi pada tahun 1909 John Dewey-lah yang dianugrahi sebagai “father of the modern critical thinking” (Fisher, 2001). John  Dewey adalah seorang ahli filsafat dari Amerika, psikolog, dan pengajar. Dia mengemukakan pendapatnya tentang critical thinking dengan istilah reflective thinking.
Reflective thinking is defined as active, persistent, and careful consideration of a belief or supposed form of knowledge in the light of the grounds which support it and the further conclusions to which it tends.
Definisi John Dewey  tentang critical thinking menekankan pada beberapa istilah. Active process menekankan pada proses memikirkan sesuatu dengan pikiran sendiri, mengembangkan pertanyaan untuk diri sendiri, menemukan informasi yang relevan sendiri daripada mempelajari sesuatu secara pasif dari orang lain. Persistent, and careful artinya tidak berpikir unreflecting misalnya saat kita membuat keputusan mendadak tanpa berpikir mendalam. The grounds which support it and the further conclusions to which it tends artinya kita harus memiliki penalaran terhadap apa yang kita yakini dan mengaplikasikan apa yang kita yakini. Oleh karena itu penalaran menjadi kunci dari critical thinking. Namun demikian, critical thinking tidak hanya sebatas pada menalar, namun lebih dari itu. Sejalan dengan pendapat John Dewey, Robert Ennis pada tahun 1989 juga berkonstribusi terhadap perkembangan critical thinking. Ia mendefinisikan critical thinking sebagai cara berpikir reflektif dan beralasan yang difokuskan untuk memutuskan apa yang dipercaya dan dapat diperbuat oleh individu (Fisher, 2001).
            Pada tahun 1988-1989, asosiasi filsuf Amerika mengadakan konsensus Delphi yang melibatkan sejumlah ahli bidang filsafat, pendidikan, pengetahuan sosial, dan pengetahuan alam. Konsensus tersebut membahas tentang critical thinking (a statement of expert consensus for purposes of educational assessment and instruction). Hasilnya, critical thinking didefinisikan sebagai kemampuan menilai pikiran sendiri atas hasil interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan eksplanasi untuk menghasilkan keputusan yang mempertimbangkan konsep, metodologi, kriteria, dan konteks (Facione, 1990).
Sejalan dengan hasil konsensus tentang critical thinking, Epstein (2006) dan Varaki (2006) menyatakan bahwa untuk membuat argumen maupun judgement yang baik, kita harus mengevaluasi klaim atau argumen yang kita yakini baik dan benar.  Lebih luas lagi, Judge (2009) mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan untuk berpikir tentang pikiran sendiri sehingga dapat mengenali kekuatan dan kelemahan pemikiran tersebut. Sebagai hasilnya, kita dapat  merekonstruksi pemikiran kita dalam rangka meningkatkan kualitas pikiran kita. Untuk dapat melakukan hal tersebut  maka perlu untuk mempertanyakan pandangan diri sendiri dan berpikiran terbuka terhadap ide-ide dan pandangan orang lain. Dari beberapa pendapat para ahli tentang kemampuan berpikir kritis di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis (critical thinking) adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi secara sistematis untuk mengambil keputusan secara tepat.
B.     Indikator Pengukuran Critical Thinking
Kemampuan berpikir kritis dapat diukur berdasarkan aspek atau indikator pengukuran. Ennis (dalam Costa, 1985) mengungkapkan kemampuan berpikir kritis dikelompokkan ke dalam lima aspek kemampuan, yaitu:
1.      Memberikan  penjelasan  sederhana (elementary clarification)
2.      Membangun  keterampilan dasar (basic support)
3.      Menyimpulkan (inference)
4.      Memberikan penjelasan lebih lanjut (advance clarification)
5.      Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics)
Kelima aspek kemampuan berpikir kritis ini dijabarkan menjadi 12 indikator. Penjelasan mengenai 12 indikator tersebut disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kritis menurut Robert H. Ennis
Aspek
Berpikir Kritis
Indikator
Berpikir Kritis
Penjelasan
Elementary
clarification
(memberikan
penjelasan
sederhana)
1.      Memfokuskan pertanyaan.
a.       Mengidentifikasi dan merumuskan
       Pertanyaan
b.      Mengidentifikasi dan merumuskan kriteria-kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin.
2.      Menganalisis argumen
a.       Mengidentifikasi kesimpulan.
b.      Mengidentifikasi alasan (sebab) yang dinyatakan (eksplisit).
c.       Mengidentifikasi alasan (sebab) yang tidak dinyatakan (implisit).
d.      Mencari persamaan dan perbedaan.
e.       Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan.
f.       Mencari struktur dari suatu argumen
g.       Membuat ringkasan.
3.      Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan.
a.       Mengapa demikian ?
b.      Apa inti utamanya?
c.       Apa yang Anda maksudkan?
d.         Mana yang merupakan contoh dan bukan contoh?
e.         Bagaimana menerapkannya dalam kasus tersebut?
f.          Perbedaan apa yang menyebabkannya?
g.         Apa faktanya?
h.         Inikah yang Anda katakan?
i.           Akankah Anda menyatakan lebih dari itu?
Basic support
(membangun
keterampilan
dasar)
4.      Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber.
a.         Kelemahan dari permasalahan yang bersangkutan
b.         Kesepakatan antar sumber.
c.         Reputasi.
d.         Menggunakan prosedur yang telah diakui.
e.         Mengetahui resiko berdasarkan reputasi.
f.          Kemampuan memberikan alasan.
g.         Kebiasaan hati-hati.
5.      Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
a.         Sedikit mengambil kesimpulan yang berbelit-belit.
b.         Interval waktu singkat antara observasi dan pembuatan laporan.
c.         Laporan yang dibuat oleh observer, lebih baik dari yang dibuat orang lain.
d.         Merekam gambaran secara umum.
















Inference
(membuat
inferensi)
6.      Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.
a.         Kelompok yang logis.
b.         Kondisi yang logis.
c.         Interpretasi pernyataan.
7.      Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
a.         Membuat generalisasi: kekhususan data, pengambilan contoh, tabel dan grafik.
b.         Membuat penjelasan dari suatu       kesimpulan dan hipotesis.
c.         Menyelidiki, yaitu merancang eksperimen termasuk merencanakan dalam mengendalikan variabel, mencari bukti di luar bukti yang telah ada, mencari penjelasan lain yang mungkin.
d.         Memberikan kriteria yang layak     dalam membuat asumsi.
e.         Bukti-bukti yang menguatkan dan kemungkinan dari kuat tidaknya bukti-bukti tersebut.
f.          Kondisi akses yang baik.
g.         Penggunaan teknologi yang kompeten.
h.         Kepuasan observer atas kredibilitas kriteria.
8.      Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya.
a.         Latar belakang fakta
b.         Konsekuensi.
c.         Penerapan yang utama terhadap prinsip-prinsip yang dapat diterima.
d.         Mempertimbangkan berbagai alternatif.
e.         Menyesuaikan, menimbang dan memutuskan.
Advance
clarification
(memberikan
penjelasan lebih
lanjut)
9.      Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi.
a.         Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang, ungkapan yang setara, operasional, contoh dan noncontoh.
b.         Strategi definisi (tindakan, mengidentifikasi persamaan)
c.         Isi.
10.  Mengidentifikasi asumsi.
a.         Penalaran secara implisit.
b.         Diperlukan asumsi: merekonstruksi argumen.
Strategy and
tactics
(mengatur
strategi dan
taktik)
11.  Memutuskan suatu tindakan.
a.         Mendefinisikan masalah.
b.         Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi.
c.         Merumuskan alternatif solusi.
d.         Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara tentatif.
e.         Melakukan tinjauan ulang.
f.          Memonitor implementasi.
12.  Berinteraksi dengan orang lain.
a.         Bereaksi terhadap label yang keliru.
b.         Strategi logis.
c.         Menyampaikan secara lisan atau tertulis.
Sumber: (Ennis dalam Costa, 1985)
            Konsensus Delphi pada tahun 1988-1989 yang diikuti oleh para ahli dalam bidang filsafat, pendidikan, pengetahuan sosial, dan pengetahuan alam menghasilkan 6 indikator berpikir kritis, yaitu interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self regulation (Facione, 2015). Definisi dan sub-skill masing-masing indikator dijelaskan dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kemampuan Berpikir Kritis menurut Delphi Report
Indikator
Definisi
Subskill
Interpretation
kemampuan untuk mengerti dan menyatakan arti atau maksud suatu pengalaman, situasi, data, peristiwa, keputusan, konvesi, kepercayaan, aturan, prosedur atau kriteria.
Mengkategorikan, mengkodekan data, memperjelas makna
Analysis
kemampuan untuk mengidentifikasi gagasan atau argumen untuk manyatakan kepercayaan, keputusan, pengalaman, alasan, informasi atau pendapat.
Menguji gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
Evaluation
kemampuan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau penyajian lain dengan menilai atau menggambarkan persepsi seseorang, pengalaman, situasi, keputusan, kepercayaan.
Menilai kredibilitas klaim, menilai kualitas argumen yang telah dibuat dengan penalaran induktif dan deduktif.
Inference
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk kesimpulan yang beralasan atau untuk membentuk hipotesis dengan memperhatikan informasi yang relevan.
Mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan
Explanation
kemampuan untuk menyatakan hasil proses reasoning seseorang, kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu alasan berdasar bukti, konsep, metodologi, suatu kriteria tertentu dan pertimbangan yang masuk akal.
Menyatakan hasil, menjelaskan metode, mengemukakan argumen
Self regulation
kesadaran seseorang untuk memonitor proses kognisi dirinya, unsur-unsur yang digunakan dalam proses berpikir dan hasil yang dikembangkan, khususnya dengan mengaplikasikan keterampilan menganalisis dan mengevaluasi kemampuan diri dalam mengambil kesimpulan.
Memeriksa dan mengoreksi diri sendiri
Sumber: (Facione, 2015)
Selain itu, Watson dan Glaster (2008) juga menyatakan pendapatnya tentang kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis seseorang  dapat diketahui dengan mengukur 5 aspek yaitu inference, recognition of assumptions, deduction, interpretation, dan evaluation of argument. Lima aspek ini diukur melalui alat tes yang disebut Watson Glaster Critical Thinking Aprasial (WGCTA). Kelima aspek yang diukur dijelaskan sebagai berikut.
1.      Inference, yaitu membedakan derajat kebenaran dan kesalahan suatu kesimpulan yang diambil dari data yang diberikan.
2.      Recognition of Assumptions, yaitu mengenali asumsi  tak tertulis atau pengandaian dari pernyataan yang diberikan.
3.      Deduction, yaitu menentukan apakah kesimpulan tertentu harus mengacu pada  informasi dalam pernyataan atau premis yang diberikan.
4.      Interpretation, yaitu mempertimbangkan bukti dan memutuskan apakah
generalisasi atau kesimpulan berdasarkan data yang diberikan.
5.      Evaluation of Arguments, yaitu membedakan antara argumen yang kuat dan relevan dengan argumen yang lemah atau tidak relevan terhadap isu tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, kemampuan berpikir seseorang dapat diukur menggunakan indikator-indikator yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Pemilihan indikator yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis bergantung pada konteks penelitian.
C.    Metode dan Contoh Instrumen Pengukuran Ctitical Thinking
Kemampuan berpikir kritis (critical thiking) dapat diukur dengan beberapa cara atau metode. Menurut Ennis (2001) kemampuan berpikir kritis dapat diukur menggunakan tes standart yang telah dikembangkan oleh beberapa ahli dan tes yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Tes standart untuk mengukur kemampuan berpikir kritis diantaranya adalah California Critical Thinking Skill Test (CCTST) yang telah dikembangkan oleh Facione dan Watson Glaster Critical Thinking Aprasial (WGCTA) yang dikembangkan oleh Watson-Glaser.
1.      Watson Glaster Critical Thinking Aprasial (WGCTA)
WGCTA oleh Watson Glaster adalah sebuah contoh alat yang menggunakan metode mengukur outcome berpikir kritis dari komponen atau stimulus yang diberikan. Elemen berpikir kritis yang dinilai dalam alat ukur ini adalah inference, recognition of assumptions, deduction, interpretation, dan evaluation of argument (Watson & Glaser, 2008). Setiap indikator diwakili oleh satu soal dengan cara pengerjaan yang berbeda. WGCTA ini biasanya digunakan untuk tes masuk kerja. Contoh soal tes WGCTA dapat dilihat dalam Lampiran 1.
2.      California Critical Thinking Skill Test (CCTST)
California Critical Thinking Skill Test (CCTST) adalah salah satu jenis instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Instrumen ini dikembangkan berdasarkan hasil konsensus para ahli di Amerika dengan menggunakan pendekatan berpikir induktif dan deduktif yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. CCTST mengukur 5 elemen berpikir kritis yaitu analysis, evaluation, inference, deduktif and induktif reasoning secara umum. Instrumen tes dapat dibeli melalui http://www.insightassessment.com. Contoh soal tes dalam CCTST disajikan dalam Lampiran 2. 
Selain tes standart, Ennis (1993) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat diukur melalui instrumen yang dibuat sendiri oleh peneliti. Instrumen yang dibuat harus berdasarkan indikator-indikator berpikir kritis. Bentuk tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis berupa soal pilihan ganda beralasan, soal uraian, dan tes performance. Contoh instrumen soal berpikir kritis dan rubrik penilaiannya dapat dilihat dalam Lampiran 3.
Lebih lanjut lagi, Ennis menyarankan lebih baik menggunakan soal uraian yang karena dapat mengetahui pikiran siswa secara komprehensif. Contoh soal uraian yang digunakan untuk mengases kemampuan berpikir kritis siswa dikembangkan oleh Erceg, dkk (2013). Mereka menyelidiki kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan dua soal ill-defined physics problem. Soal pertama meminta siswa untuk mengenali asumsi yang salah dalam pernyataan (recognition of asumption) yang diberikan berikut.

Problem 1
Wishing to measure body mass, the girl stands on the scale
and reads the value of 30 kg. If she takes a kids’ helium balloon
in hand, the scale shows the lower value.
a.      What is the mass of the girl with a balloon that reads on
the scale if buoyancy of the balloon is 100 N? (g ≈10 m/s))
b.      Are the data in the problem realistic? Why?




Pada soal ke dua, siswa diharapkan untuk menemukan data yang tidak relevan dalam informasi yang disajikan dan menemukan data yang relevan namun tidak ditemukan dalam informasi yang diberikan (evaluation).
Problem 2
The tennis player serves a ball with the speed 36 m/s. A third of a second later, a poorly served ball stops suddenly at the net 12 m away. What is the stopping acceleration of the ball? (Air resistance is negligible.)
What would you answer to him?


Penilaian terhadap jawaban siswa pada soal 1 dan 2 dilakukan dengan memberikan judgement benar atau salah. Benar artinya siswa dapat mengenali asumsi yang salah dan mengevaluasi data yang kurang relevan. Salah berarti siswa  menjawab permasalahan menggunakan konsep fisika namun tidak mengenali asumsi yang salah dan data yang tidak relevan.
            Jawaban siswa yang berbentuk uraian dapat dinilai dengan membuat rubrik penilaian. Contoh instrumen dan rubrik penilaian yang telah dikembangkan oleh St. Peternburg College (2009) topik water conservation dapat dilihat pada Lampiran 4. Rubrik ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis di berbagai bidang dengan membuat scenario atau soal yang dapat disesuaikan dengan keinginan peneliti. 
            Tes performance untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat essay dalam topik tertentu. Penilaian dilakukan berdasarkan rubrik penilaian yang disusun berdasarkan indikator-indikator berpikir kritis. Contoh rubrik tes performance untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada Lampiran 5.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Berpikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi secara sistematis untuk mengambil keputusan secara tepat.
2.      Indikator pengukuran kemampuan berpikir kritis menurut Ennis adalah  elementary clarification, basic support, inference, advance clarification, strategy and tactics. Menurut Facione, 6 indikator berpikir kritis, yaitu interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self regulation. Sedangkan menurut Watson dan Glatser kemampuan berpikir kritis diukur melalui 5 aspek yaitu inference, recognition of assumptions, deduction, interpretation, dan evaluation of argument.
3.      Kemampuan berpikir kritis dapat diukur menggunakan instrumen tes standart dan instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Contoh instrumen tes standart di antaranya adalah WGCTA dan CCTST. Instrumen tes yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dapat berupa soal pilihan ganda beralasan, soal uraian, dan tes performance.
B.    Saran
Berpikir kritis merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis khususnya pada materi fisika sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.





DAFTAR PUSTAKA

Aliah, Siti. 2012. Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 3 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.

Almasyhari, K. A. 2015. Kesiapan Indonesia dalam Pasar Bebas ASEAN melalui Penguatan Implementasi Corporate Governance yang Sehat. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Universitas Bung Hatta, Padang, 27-28 Agustus 2015. (Online), (http://bunghatta.ac.id/files/public/avatars/presentasi_mea_dr._h._abdul_kharis_almasyhari_se._m.si._akt..pdf), diakses 18 November 2015.
Cimer, A., Timucin, M., & Kokoc, M. 2013. Critical Thinking Level of Biology
Classroom Survey: Ctlobics. The Online Journal of New Horizons in education, (Online), 3 (1): 15-24, (http://www.tojned.net/pdf/v03i01/v03i01-02.pdf), diakses 18 November 2015.
Costa, L. R. 1985. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Washington: ERIC
Cowley, J. B., Lindgren A., & Langdon, D. 2006. Using Self-Experiment and Single Subject Methodology to Promote Critical Thinking. InSight: A Journal of Scholarly Teaching, (Online), 1: 26-40, (http://www.researchgate.net/publication/26495225_Using_Self-Experimentation_and_Single-Subject_Methodology_to_Promote_Critical_Thinking), diakses 18 November 2015.
Ennis, H. R. 1993. Critical Thinking Assessment. Theory Into Practice, (Online), 32 (3): 179-186, (http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinking %20Assessment.pdf), diakses 18 November 2015.
Epstein, L. R. & Kernberger, C. 2006. Critical Thinking. Canada: Thomson Wadsworth.
Erceg, N., Aviani, I., & Mesic, V. 2013. Probing Students’s Critical Thinking Processes by Presenting Ill-defined Physics Problems. Revista Mexicana de Fisica, (Online), 59 (1): 65-76, (http://www.scielo.org.mx/scielo.php?pid=S1870-35422013000100008&script=sci_abstract&tlng=en), diakses 18 November 2015.
Facione, A. 1990. Critical Thinking: A Statement of Expert Consensus for Purpose of Educational Assessment and Instruction. California: The California Academi Press.
Facione, A. 2015. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. California: Measured Reasons LLC, (Online), (www.insightassessment.com), diakses 19 November 2015.
Fisher, A. 2001. Critical Thinking. United Kingdom: Cambridge University Press.
Judge, Brenda, dkk. 2009. Critical Thinking Skills for Education Students. Great Britain: Learning Matters Ltd.
Mukminan. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendayagunaan Teknologi Pendidikan. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Teknologi Pendidikan, Surabaya, 29 November 2014. (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ penelitian/dr-mukminan/ba-28-mkltp-unnesatantangan-pddk-di-abad-21.pdf), diakses 18 November 2015.
St. Peternburg College. 2009. Student Success - Measuring Critical Thinking Using Rubrics, (Online), (http://www.spcollege.edu/criticalthinking/students/rubrics.htm), diakses 18 November 2015.
Varaki, B. S. 2006. A Reflection on Three Web-Based Teaching Critical
Thinking: Toward A Compromise Approach. Journal of Faculty Educational Sciences Ankara University, (Online), 39 (2): 177-191, (http://dergiler.ankara.edu.tr/ dergiler/40/151/1096.pdf), diakses 19 November 2015.
Watson, G., & Glaser, M. E. 2002. Watson-Glaser Critical Thinking Apprasial – UK Edition. London: Pearson Assessment.
Watson, G., & Glaser, M. E. 2008. Critical Thinking Apprasial. USA: Pearson Education Inc.
Willingham, T. D. 2007. Critical Thinking. America: American Educator











Lampiran 1
Watson-Glaser Critical Thinking Apprasial





Sumber: (Watson & Glaser, 2002)








Lampiran 2
Contoh soal tes dalam CCTST

Sample Item 3; athleteFor Sample Questions 1, 2 and 3 please consider this information :
A scientific study compared two matched groups of college women. The women in both groups were presented with information about the benefits of a healthy diet and regular exercise. The women in one group were paired up with one another and encouraged to work as two-person teams to help each other stick with the recommended healthy regimen of smart eating and regular vigorous exercise. The women in the other group were encouraged to use the same recommended regimen, but they were also advised to work at it individually, rather than with a partner or teammate. After 50 days the physical health and the well-being of all the women in both groups were evaluated. On average the women in the first group (with teammates) showed a 26 point improvement in measures of cardiopulmonary capacity, body strength, body fat reduction, and sense of well-being. On average the women in the other group (encouraged to work as individuals) showed a 17 point improvement on those same measures. Using statistical analyses the researchers determined that the probability that a difference of this size had occurred by chance was less than one in 1000.
Sample Thinking Skills Question #1.
If true, these research findings would tend to support which of the following assertions?
A.    A college woman cannot achieve optimal health functioning without a    teammate.
B.     Universities should require all students living in campus residence halls to participate in a health regime of smart eating and regular vigorous exercise.
C.     A healthy diet will cause one to have better mental health and physical strength.
D.    This research study was funded by a corporation that makes exercise apparel.
E.     A regimen of smart eating and regular exercise is related to better health.

Sample Thinking Skills Question #2.
If the information given in the case above were true, which of the following hypotheses would not need to be ruled out in order to confidently claim that for the majority of young adults a regimen of smart eating and regular vigorous exercise will result in significant improvements in one's overall health.
A.    This study was about women, the findings cannot be generalized to include men.
B.     Since the study began to solicit willing participants before the Research Ethics Review Committee of the college gave the research project its formal approval to gather data, the findings are invalid.
C.     Some women in the study over-reported their compliance with the eating and exercise regimen, which led the researchers to underestimate the full impact of the regimen.
D.    Since many of those studied described themselves as overweight or out of shape when the study began, a similar regimen will not benefit people who are healthier to start with.
E.     The performance tests used to evaluate the health and well-being of females may not be appropriate for evaluating the health and well-being of males.
Sample Thinking Skills Question #3.
Consider the claim, "Working with a teammate or partners on a health regimen is better than working individually." Which of the following additional pieces of information would not weaken that claim?
A.    Most of the women in the group that was encouraged to work individually actually worked with friends and partners who were not part of the study.
B.     Most of the pairings and teams created in the first group (with teammates) fell apart after a few days and the women in that group actually worked individually.
C.     There was something about the women in the first group (with teammates) that the researchers overlooked, thus invalidating the intended matching of the two groups.
D.    Men are more likely to work alone, so any recommendation that men find a teammate or partner to support them in sticking with the regimen will be ignored.
E.     The study was undertaken when there were no exams or major projects due, thus the results about working with a teammate do not apply to more stressful times of the year.

Sumber: CCTST Insight Assessment






Lampiran 3
Instrumen soal dan rubrik penilaian berpikir kritis
Standar Kompetensi   : 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik
Kompetensi Dasar       : 2.2 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan
No.
Aspek yang diukur
Indikator pencapaian kompetensi
Indikator butir soal

Butir soal

Kunci jawaban
Rubrik
Jawaban
sekor
1.
Merumuskan masalah

(menyusun pertanyaan)
Mendefinisi kan besaran fisika pada gerak lurus berdasarkan besaran skalar dan vektor

-      Jarak dan perpindahan
-      Kelajuan dan kecepatan
Setelah diberi permasalahan tentang GLB siswa dapat menyusun pertanyaan yang memberi arahan untuk memperoleh jawaban arah vektor kecepatan
Seorang perenang ingin menyeberangi sebuah sungai yang lebarnya 400 m. dia berangkat dari titik A dan harus mencapai tepat di sisi lain sungai yaitu titik B seperti gambar. Kecepatan maksimum yang dapat dicapai oleh perenang adalah 5 m/s sedangkan arus sungai pada saat itu adalah 3 m/s. Pertanyaan yang dapat membantu perenang tersebut adalah...


 



a.       Berapa kecepatan perenang?
b.      Kemana arah perenang harus berenang?
c.       Berapa jarak yang harus ditempuh perenang?
d.      Berapa waktu yang harus ditempuh perenang?
e.       Kepan perenang harus berenang?
Alasan: ...
B.
Karena dengan mengetahui arah kecepatan yang tepat akan diperoleh resultan vektor kecepatan yang tegak lurus vektor arus
B. Karena dengan mengetahui arah kecepatan yang tepat akan diperoleh resultan vektor kecepatan yang tegak lurus vektor arus
3
B. alasan kurang tepat, misalnya karena dengan mengetahui arah kecepatan yang tepat akan diperoleh resultan vektor kecepatan yang tepat/ titik B tepat tegak lurus A maka arah kecepatan juga harus yang tegak lurus vektor arus.
2
B. tanpa alasan
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
2.
Menganali
sis argumen

(memberi
kan argumen dengan alasan yang sesuai)
Membedakan besaran fisik apada gerak lurus berdasarkan besaran skalar dan vektor

-     Jarak dan perpindahan
-     Kelajuan dan kecepatan
Setelah diberi gambar dan dialog siswa tentang angka yang ditunjukkan speedometer siswa dapat menganalisis kekurangan atau kesalahan dalam suatu pernyataan
Dua orang siswa mengendarai sepeda motor dan memperhatikan jarum speedometer pada saat tertentu.
Perhatikan pernyataan kedua siswa berikut ini.
Siswa 1: kelajuan rata-rata sepeda motor ini adalah 82,5 km/jam
Siswa 2: menurutku kelajuan sepeda motor saat ini adalah 82,5 km/jam
Pernyataan siswa yang benar adalah....
a.       Siswa 1, karena selama gerakannya kelajuan sepeda motor 82,5 km/jam
b.      Siswa 2, karena speedometer menunjukkan kecepatan saat itu
c.       Siswa 1, karena kelajuan sepeda motor berubah-ubah
d.      Siswa 2, karena speedometer hanya menunjukkan nilai kecepatan saat itu
e.       Siswa 2, karena kecepatan bergantung pada arah perpindahan
Alasan: ...
D.
Speedometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan benda karena dalam speedometer tidak ditunjukkan arah gerakan tetapi hanya nilai.
D.
Speedometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan benda karena dalam speedometer tidak ditunjukkan arah gerakan tetapi hanya nilai.
3
D.
alasan kurang tepat misalnya, karena speedometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan
2
D. tanpa alasan
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
3.
Melakukan evaluasi

(memberi
kan alternatif solusi)
Menyelesai
kan masalah mengguna
kan persamaan yang menunjukkan gerak dipercepat beraturan pada lintasan lurus, termasuk gerak benda jatuh dalam medan gravitasi tanpa gesekan udara
Setelah siswa diberi gambar 4 buah bola yang dilempar dengan arah yang berbeda siswa dapat menentukan kecepatan benda sampai di tanah
seorang anak melempar sebuah bola dari atap rumah kepada temannya yang berada di bawah. Berikut ini beberapa alternatif yang dapat diberikan.







Bola yang sampai di tanah dengan kecepatan yang sama adalah...
a.       A dan B
b.      B dan C
c.       A dan C
d.      C dan D
e.       D dan A
Alasan: ...
A, Pada gambar A dan B besar dan arah kecepatan pada titik yang sama adalah sama sehingga kecepatan sampai di tanah juga sama
A, karena pada gambar A dan B besar dan arah kecepatan pada titik yang sama adalah sama sehingga kecepatan sampai di tanah juga sama
3
A, alasan kurang lengkap atau tepat, misalnya karena percepatan awal dan percepatan kedua benda sama
2
A, tanpa alasan
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
4.
Melalukan deduksi

(Mende duksi secara logis)
Menganali sis besaran pada gerak vetikal gerak jatuh bebas, vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah
Setelah siswa diberi masalah tentang percepatan gerak vertikal keatas siswa dapat menentukan percepatan benda ketika jatuh
Sebuah bola ketika dilempar ke atas mengalami perlambatan sebesar percepatan gravitasi di temapt itu. Jika bola tersebut jatuh bebas, maka percepatannya adalah ...
a.     Lebih besar g
b.     Lebih kecil dari g
c.     Sama dengan g
d.     Tergantung massa bola
e.     Tergantung ketinggian bola dijatuhkan.

Alasan .....
C,
Pada gerak vertikal hanya dipengaruhi gravitasi jika gesekan udara diabaikan sehingga percepatan sama dengan g
C,
karena pada gerak vertikal dipengaruhi gravitasi jika gesekan udara diabaikan sehingga percepatan sama dengan g
3
C,
Alasan kurang tepat misalnya, karena keduanya sama-sama gerak vertikal

2
C, Tanpa alasan

1
Jawaban salah atau tidak menjawab

0
5.
Melakuan induksi


(Membuat kesimpulan berdasarkan data)
Mengguna kan metode grafik untuk menggam barkan perpindahan, kelajuan, percepatan, dan percepatan.
Setelah siswa diberikan grafik perpindahan siatu benda siswa dapat membuat kesimpulan atau hipotesis gerakan benda
Berikut adalah grafik perpindahan terhadap waktu dari gerakan suatu bola. Pertanyaan yang tepat untuk menggambarkan gerakan bola adalah ....
  
 s




                                           t

a.    Bola menggelinding pada permukaan datar. Kemudian menggelinding meneruni bukit dan kemudian berhenti.
b.    Mula-mula diam. Kemudian menggelinding menuruni bukit dan akhirnya berhenti
c.    Bola bergerak dengan kecepatan tetap. Kemudian melambat dan akhirnya berhenti.
d.    Mula-mula bola diam. Kemudian bergerak mundur dan akhirnya berhenti.
e.    Bola bergerak pada permukaan datar, bergerak menuruni bukit dan kemudian tetap bergerak.
Alasan ....
D.

v Grafik s-t datar berarti mobil tidak berubah posisinya.
v Grafik s-t berupa garis lurus dan menurun dan artinya benda bergerak secara GLBB dengan arah kecepatan berlawanan dengan gerakan awal (berbalik atau mundur)
D.

v  Grafik s datar berarti mobil berubah posisinya.
v  Grafik s berupa garis lurus dan menurun artinya benda bergerak secara GLBB dengan arah kecepatan berlawanan dengan gerakan awal (berbalik atau mundur)
3
D.
Alasan kurang lengkap atau tepat misalnya,
v  Grafik s datar berarti mobil berubah posisinya
v  Grafik s berupa garis lurus dan menurun artinya benda bergerak secara GLBB
2
D, tanpa alasan
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
6.
Memahami masalah


(Menyusun pertanya an)
Menurun kan persamaan-persamaan yang menggambarkan gerak dipercepat neraturan dari definisi kecepatan dan percepatan
Setelah siswa diberi permasalahan tentang GLBB siswa dapat menentukan pertanyaan yang dapat membantu untuk menentukan kapan Polisi dapat mengejar mobil dengan cepat
Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan tinggi dan konstan melewati polisi bersembunyi dibalik papan iklan. Seketika itu juga polisi tersebut berangkat untuk menangkap mobil tersebut. Pertanyaan yang dapat diberikan agar polisi tersebut dapat mengejar pengendara secepatnya adalah ....
a.       Berapa percepatan polisi?
b.      Berapa kecepatan polisi?
c.       Dimana polisi dapat menyusul mobil?
d.      Kapan polisi dapat menyusul mobil?
e.       Berapa jarak antara mobil dan polisi?

Alasan ....
A,
Mula –mula polisi diam, v=0. Untuk mengejar mobil polisi harus mencapai kecepatan tertentu yaitu > vmobil maka polisi harus memiliki percepatan tertentu. semakin besar percepatan semakin besar perubahan kecepatan dan jarak yang ditempuh
A, karena mula-mula polisi diam, v = 0. Untuk mengejar mobil polisi harus mencapai kecepatan tertentu yaitu > vmobil  maka polisi harus memiliki percepatan tertentu. semakin besar percepatan semakin besar perubahan kecepatan dan jarak yang ditempuh
3
A,
Alasan kurang lengkap atau tepat misalnya,
v karena mula-mula polisi diam, v = 0. Untuk mengejar mobil polisi harus mencapai kecepatan tertentu yaitu > vmobil maka polisi harus memiliki percepatan tertentu.
v karena mula-mula diam, v = 0 untuk mengejar mobil polisi harus mencapai kecepatan tertentu.
v karena semakin besar percepatan semakin besar perubahan kecepatan dan jarak yang ditempuh
2
A, tanpa alasan
1

Jawaban salah atau tidak dijawab
0

Sumber: (Aliah, 2012)





Lampiran 4
Contoh instrumen dan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis topik water conservation oleh St. Peternburg College

Library ARC Scenario
Water Conservation:
Although 75% of the earth’s surface is covered in water only about 1% is suitable for human consumption. As a result, water conservation is extremely important and protecting our precious water supply not only protects our environment, but also the economy and our health. The lack of rainfall coupled with the fact that the water table has dropped significantly in the Tampa Bay area is worrisome. Providing enough water for the current population is critical, so local and state governments have mandated water conservation and restrictions.
Some Tampa Bay residents are concerned and have started conserving water in a variety of ways. Some residents are conserving water at the tap. For instance, they are turning off the water when they brush their teeth and/or shave, they are not flushing their toilets every time they use them, and they are repairing leaky faucets. Some residents use appliances to help conserve water. For instance, they are using Energy Star appliances to do their laundry and wash their dishes; they are installing Low-Flow shower heads and toilets and are using faucet aerators to help keep their water usage down without thinking about it. And some residents are conserving water outside their homes by using barrels to collect rain water, using reclaimed water, or they simply chose to not water their lawns and plants.

Answer the following questions regarding this scenario:
1.      Define this problem in your own words.
2.      Compare and contrast the three proposed solutions. 
3.      Select one of the proposed solutions that you feel is most effective for protecting our water supply and defend that solution.
4.      Describe any weaknesses in your selected solution. 
5.      Make suggestions on ways to improve/strengthen your solution.  You may include information not described in the scenario above (e.g., resources you’ve read outside of class). 
6.      Reflect on your own thought process after completing the assignment. 
a)      “What did you learn from this process?”
b)      “Did you consider the consequences of your solution?”
c)      “What would you do differently next time to improve?”


SPC’s Assessment of Critical Thinking (ARC) Scoring Template
Rater (scorer) name: ______________________Paper ID: ________________Date: ____________________
Performance
Element
Exemplary
(4)
Proficient
(3)
Developing
(2)
Emerging
(1)
Not Present
 (0)
Score
I. Communication

Define problem in your own words.

Identifies the main idea or problem with numerous supporting details and examples which are organized logically and coherently.
Identifies the main idea or problem with some supporting details and examples in an organized manner.
Identifies the main idea or problem with few details or examples in a somewhat organized manner.
Identifies the main idea or problem poorly with few or no details or states the main idea or problem verbatim from the text.


Does not identify the main idea or problem.
 4     3    2    1    0
¡   ¡   ¡   ¡   ¡
             
         N/A ¡

Comments:
II. Analysis

Compare & contrast the available solutions.
Uses specific inductive or deductive reasoning to make inferences regarding premises; addresses implications and consequences; identifies facts and relevant information correctly.
Uses logical reasoning to make inferences regarding solutions; addresses implications and consequences; Identifies facts and relevant information correctly.
Uses superficial reasoning to make inferences regarding solutions; Shows some confusion regarding facts, opinions, and relevant, evidence, data, or information.
Makes unexplained, unsupported, or unreasonable inferences regarding solutions; makes multiple errors in distinguishing fact from fiction or in selecting relevant evidence.
Does not analyze multiple solutions.
 4     3    2    1    0
¡   ¡   ¡   ¡   ¡
             
         N/A ¡

Comments:
III. Problem Solving

Select & defend your final solution.
Thoroughly identifies and addresses key aspects of the problem and insightfully uses facts and relevant evidence from analysis to support and defend potentially valid solutions.
Identifies and addresses key aspects of the problem and uses facts and relevant evidence from analysis to develop potentially valid conclusions or solutions.
Identifies and addresses some aspects of the problem;  develops possible conclusions or solutions using some inappropriate opinions and irrelevant information from analysis.
Identifies and addresses only one aspect of the problem but develops untestable hypothesis; or develops invalid conclusions or solutions based on opinion or irrelevant information.
Does not select and defend a solution.
 4     3    2    1    0
¡   ¡   ¡   ¡   ¡
             
         N/A ¡

Comments:
IV. Evaluation

Identify weaknesses in your final solution.
Insightfully interprets data or information;
identifies obvious as well as hidden assumptions, establishes credibility of sources on points other than authority alone, avoids fallacies in reasoning; distinguishes appropriate arguments from extraneous elements; provides sufficient logical support.
Accurately interprets data or information;
identifies obvious assumptions, establishes credibility of sources on points other than authority alone, avoids fallacies in reasoning; distinguishes appropriate arguments from extraneous elements; provides sufficient logical support.
Makes some errors in data or information interpretation; makes arguments using weak evidence; provides superficial support for conclusions or solutions.
Interprets data or information incorrectly;
Supports conclusions or solutions without evidence or logic; uses data, information, or evidence skewed by invalid assumptions; uses poor sources of information; uses fallacious arguments.
Does not evaluate data, information, or evidence related to final solution.
 4     3    2    1    0
¡   ¡   ¡   ¡   ¡
             
         N/A ¡

Comments:
V. Synthesis

Suggest ways to improve/strengthen your final solution.
Insightfully relates concepts and ideas from multiple sources; uses new information to enhance final solution; recognizes missing information; correctly identifies potential effects of new information.
Accurately relates concepts and ideas from multiple sources; uses new information to enhance final solution; correctly identifies potential effects of new information.
Inaccurately or incompletely relates concepts and ideas from multiple sources; shallow determination of effect of new information on final solution.
Poorly integrates information from more than one source to support final solution; Incorrectly predicts the effect of new information on final solution.
Does not identify new information for final solution.
 4     3    2    1    0
¡   ¡   ¡   ¡   ¡
             
         N/A ¡

Comments:
VI. Reflection

Reflect on your own thought process.

“What did you learn from this process?”

“What would you do differently next time to improve?”
Identifies strengths and weaknesses in own thinking: recognizes personal assumptions, values and perspectives, compares to others’, and evaluates them in the context of alternate points of view.
Identifies strengths and weaknesses in own thinking: recognizes personal assumptions, values and perspectives, compares to others’, with some comparisons of alternate points of view.
Identifies some personal assumptions, values, and perspectives;
recognizes some  assumptions, values and perspectives of others; shallow comparisons of alternate points of view.
Identifies some personal assumptions, values, and perspectives;
does not consider alternate points of view.
Does not reflect on own thinking
 4     3    2    1    0
¡   ¡   ¡   ¡   ¡
             
         N/A ¡

Comments:












Lampiran 5
Contoh rubrik tes performance kemampuan berpikir kritis siswa


   Sumber: (Cowley, 2006)